foto:www.visitpurbalingga.com

Selamat datang di dalam sebuah kapsul waktu hidup, tempat di mana sejarah bertaut dengan masa kini, dan budaya memeluk kemajuan. Wisata Kota Tua Jakarta adalah sebuah perjalanan magis melalui lorong-lorong masa yang mengantarkan kita kembali ke waktu ketika kapal berlayar di lautan lepas membawa cerita-cerita penuh petualangan. Dalam artikel ini, kami akan membawa Anda mengembara melalui kota tua yang penuh warna ini, di mana batu jalan berbicara dengan jejak masa lalu dan seni hidup dengan setiap langkah.

Kota tua Jakarta, yang juga sering disebut sebagai Kota Tua, adalah jantung sejarah Indonesia yang terletak di bawah cakrawala modernnya yang bergelimang lampu neon. Ini adalah kawasan yang memegang kunci untuk melihat sejarah panjang dan beragamnya Indonesia. Dengan bangunan-bangunan megah berarsitektur Belanda yang mengesankan, terasa seolah waktu berhenti di sini. Ketika Anda melangkahkan kaki di atas batu-batu kuno, Anda bisa merasakan getaran dari zaman kolonial yang pernah ada dan mungkin merasakan diri Anda menjadi bagian dari cerita yang berlangsung selama berabad-abad.

Namun, ‘wisata kota tua Jakarta‘ bukan hanya sekedar tentang mengamati bangunan bersejarah. Ini adalah tentang menjelajahi budaya yang kaya dan merasakan kehidupan sehari-hari yang mengalir dalam warna-warni tradisi. Di sini, Anda bisa menari bersama tarian-tarian tradisional yang memukau atau mencicipi lezatnya hidangan khas Jakarta yang mungkin belum pernah Anda temui sebelumnya.

Artikel ini akan membawa Anda dalam perjalanan mengagumkan melalui tempat-tempat ikonik seperti Museum Fatahillah, Jembatan Kota Intan, dan Museum Wayang, sambil merasakan nikmatnya kuliner legendaris di restoran-restoran kuno yang masih berdiri tegak di kota ini.

Siapkan diri Anda untuk merenung di dalam keajaiban sejarah dan membiarkan diri Anda terpikat oleh pesona Kota Tua Jakarta yang begitu memukau. Bersama, kita akan menjelajahi warisan kaya dan keunikan yang membuatnya menjadi salah satu destinasi terbaik di Indonesia. Selamat menikmati perjalanan yang tak terlupakan di jantung sejarah Indonesia!

Sejarah Kota Tua Jakarta

Pada tahun 1526, ada seorang tokoh bernama Fatahillah yang datang ke pelabuhan Sunda Kelapa di kerajaan Hindu Pajajaran. Awalnya, kota ini dinamakan Jayakarta. Saat itu, Jayakarta hanya memiliki luas sekitar 15 hektar dan memiliki tata kota yang mengikuti tradisi Jawa, terutama sebagai pelabuhan.

Kemudian, pada tahun 1619, datanglah VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie) yang dipimpin oleh Jan Pieterszoon Coen. Mereka menghancurkan Jayakarta. Setahun setelahnya, VOC membangun kota baru yang dinamakan Batavia untuk menghormati leluhur bangsa Belanda yang disebut “Batavieren”. Kota ini berpusat di sekitar tepi timur Sungai Ciliwung, yang sekarang dikenal sebagai Lapangan Fatahillah.

Orang-orang yang tinggal di Batavia disebut “Batavianen” dan kemudian dikenal sebagai suku “Betawi”. Mereka adalah keturunan dari berbagai etnis yang tinggal di Batavia. Pada tahun 1635, kota ini berkembang ke tepi barat Sungai Ciliwung, di area bekas Jayakarta. Kota ini dirancang dalam gaya Belanda Eropa, lengkap dengan benteng (Kasteel Batavia), tembok kota, dan kanal. Kota Batavia dibangun hingga selesai pada tahun 1650 dan menjadi pusat administratif VOC di Hindia Timur.

Seiring waktu, karena masalah sanitasi buruk dan wabah tropis, kanal-kanal di dalam dinding kota mulai diisi, dan kota ini mulai berkembang ke arah selatan setelah epidemi tahun 1835 dan 1870. Pada masa itu, banyak orang meninggalkan kota yang sempit tersebut menuju daerah Weltevreden (yang sekarang menjadi daerah di sekitar Lapangan Merdeka). Batavia juga menjadi pusat administratif Hindia Timur Belanda.

Kemudian, pada tahun 1942, selama pendudukan Jepang, Batavia diubah namanya menjadi Jakarta, dan statusnya sebagai ibu kota Indonesia berlanjut hingga saat ini.

Pada tahun 1972, Gubernur Jakarta, Ali Sadikin, mengeluarkan dekret yang mengakui Kota Tua sebagai situs warisan. Meskipun dekret tersebut dikeluarkan untuk melindungi warisan arsitektur kota, sayangnya, Kota Tua tetap terabaikan. Walaupun banyak warga yang menyambut baik dekret tersebut, tindakan nyata untuk melindungi warisan kolonial Belanda tersebut masih terbatas.

Rute Menuju Kota Tua Jakarta

Jika Anda bingung tentang bagaimana mencapai Kota Tua Jakarta, ada cara yang sangat mudah untuk sampai ke sana, yaitu dengan menggunakan KRL (Kereta Rel Listrik). KRL ini bisa digunakan dari berbagai arah, sehingga Anda dapat mencapai Kota Tua dari manapun Anda berada di Jakarta.

Ketika Anda akan membeli tiket KRL, tujuan stasiun yang harus Anda pilih adalah stasiun Jakarta Kota. Dari stasiun ini, Anda hanya perlu berjalan sekitar 200 meter saja menuju Taman Fatahillah, yang merupakan pusat dari Kota Tua Jakarta.

Jam Buka Kota Tua Jakarta

Kota Tua Jakarta adalah tempat yang unik karena tidak memiliki jam operasional yang terbatas. Tempat ini buka selama 24 jam sehari. Namun, jam operasional untuk objek-objek tertentu di dalam kawasan Kota Tua bisa berbeda, tergantung pada tempatnya.

Museum-museum yang ada di sini biasanya buka mulai dari jam 09:00 pagi hingga jam 15:00 sore. Bahkan di malam hari, tempat ini tetap ramai dikunjungi. Jadi, jika Anda berkunjung ke Jakarta, jangan lewatkan kesempatan untuk mampir ke Kota Tua, baik siang maupun malam!

Tiket Masuk Kota Tua Jakarta

Biaya masuk ke kawasan Kota Tua Jakarta adalah gratis, jadi Anda tidak perlu membayar untuk masuk ke wilayah ini. Namun, jika Anda ingin masuk ke dalam objek-objek wisata tertentu di dalamnya, biasanya ada biaya masuk yang cukup terjangkau. Harganya berkisar antara Rp 2.000 hingga Rp 5.000 saja, jadi sangat terjangkau untuk semua orang.

Spot Menarik di Kota Tua Jakarta

Kota Tua Jakarta menawarkan berbagai destinasi wisata yang menarik dengan cerita sejarah yang begitu kaya. Namun, jangan khawatir, tempat ini tidak akan membuat Anda merasa bosan. Bagi para pelancong yang belum pernah mengunjungi Kota Tua, berikut beberapa tempat menarik yang bisa Anda jelajahi:

Museum 3D Kota Tua Jakarta

foto:/travel.detik.com

Bagi para remaja yang ingin menggabungkan milenial dengan sejarah, Kota Tua juga memiliki museum menarik, yaitu Museum 3D. Museum ini memiliki 7 zona tema, termasuk tema laut, satwa, lukisan, dinosaurus, rutinitas, horor, dan petualangan. Anda dapat menemukan banyak latar unik untuk berfoto di sini, dan bahkan ada Rumah Kaca untuk pengunjung yang ingin mencoba sensasi hiburan lainnya. Museum 3D ini telah menjadi tempat favorit sejak dibuka pada tanggal 7 Desember 2018, dengan sekitar 800 pengunjung setiap hari.

Museum Fatahillah

Objek wisata ini sangat erat kaitannya dengan Kota Tua dan menjadi ikon yang tidak terpisahkan. Gedung ini dulunya merupakan balai kota pada masa VOC, serta berfungsi sebagai ruang pengadilan dan penjara bawah tanah. Museum Fatahillah memiliki lebih dari 23.500 koleksi barang bersejarah, termasuk replika peninggalan Kerajaan Tarumanegara dan Pajajaran. Di sini Anda dapat melihat berbagai macam barang bersejarah seperti furnitur antik, keramik, gerabah, prasasti, dan banyak lagi. Biaya masuknya hanya Rp 2.000.

Museum Bank Indonesia

Awalnya, gedung ini adalah rumah sakit bernama Binnen Hospital yang dibangun pada tahun 1828. Kemudian, pada tahun 1953 setelah kemerdekaan, gedung ini diubah menjadi Bank Sentral Indonesia atau yang dikenal sebagai Bank Indonesia (BI). Setelah BI pindah ke gedung baru pada tahun 1962, gedung lama tersebut dijadikan Museum Bank Indonesia dan resmi dibuka pada tanggal 15 Desember 2006. Di dalam gedung ini, Anda dapat melihat berbagai koleksi terkait perbankan dan peran Bank di Indonesia. Biaya masuknya hanya Rp 5.000, dan museum ini buka setiap hari kecuali hari Senin dan hari libur nasional.

Stasiun Kereta Api Kota

Selain digunakan sebagai stasiun KRL, Stasiun Kota juga menjadi salah satu objek wisata. Bangunannya memiliki gaya tempo dulu yang unik dan terlihat antik. Stasiun ini dibangun pada tahun 1929 dan diresmikan oleh Gubernur Jenderal pada saat itu. Bangunan ini bahkan masuk dalam daftar cagar budaya yang dilindungi sebagai peninggalan bersejarah.

Art Street Kota Tua Jakarta

Ketika Anda berjalan-jalan di Kota Tua, Anda akan menemukan suasana unik yang disebut sebagai Art Street. Art Street adalah tempat para seniman jalanan tampil, termasuk pemain musik jalanan, pelukis, cosplayer, dan bahkan pantomin. Pengunjung dapat berfoto bersama patung tokoh sejarah yang dapat berubah gaya. Suasana ini benar-benar menarik dan memberikan pengalaman yang berbeda selama kunjungan Anda.

Pelabuhan Sunda Kelapa

Destinasi wisata menarik lainnya di Kota Tua Jakarta adalah Pelabuhan Sunda Kelapa. Meskipun tidak lagi sepadat seperti masa kejayaannya, pelabuhan ini tetap menarik banyak wisatawan. Tempat ini memiliki sejarah panjang sebagai tempat persinggahan kapal asing dan tempat berdagang sejak abad ke-5. Anda dapat melihat Kapal Pinisi, sebuah kapal angkut tradisional Indonesia, di sini. Pelabuhan Sunda Kelapa buka setiap hari dengan biaya masuk Rp 2.500 per orang.

Museum Wayang

Museum ini awalnya bernama Hollandsche dan dibangun pada tahun 1640. Museum Wayang memiliki berbagai jenis wayang asli Indonesia serta wayang dari negara lain seperti Thailand, Tiongkok, Kamboja, dan Suriname. Di sini, Anda juga dapat menyaksikan pertunjukan wayang yang diselenggarakan secara rutin setiap bulan. Tiket masuknya cukup terjangkau, yaitu Rp 2.000 saja.

Museum Bahari

Museum ini terdiri dari beberapa bangunan yang dibangun pada berbagai tahun, mulai dari 1652 hingga 1771. Bangunan-bangunan ini awalnya digunakan sebagai gudang pada masa penjajahan Belanda. Anda dapat melihat berbagai koleksi terkait laut, termasuk jangkar kapal laut, meriam, teropong, navigasi perkapalan, serta miniatur kapal nelayan. Selain itu, Anda juga dapat mempelajari sejarah maritim Indonesia di sini. Museum Bahari buka setiap hari, kecuali pada hari Senin dan libur nasional, dengan biaya masuk yang sangat terjangkau.

Toko Merah

foto:travel.okezone.com

Di sekitar Jalan Kali Besar, Kota Tua, terdapat sebuah bangunan berwarna merah yang dikenal sebagai Toko Merah. Bangunan ini sangat unik dan telah dijadikan sebagai cagar budaya. Pada awalnya, bangunan ini adalah toko milik warga Tionghoa. Bangunan ini dibangun pada tahun 1730 oleh Gustaaf Willem Baron Van Imhoff dengan konsep rumah yang besar dan megah. Bangunan ini memiliki sejarah yang panjang dan telah melalui berbagai perubahan kepemilikan. Sekarang, Toko Merah difungsikan sebagai gedung serba guna dan tempat pameran.

Jembatan Kota Intan

Jembatan Kota Intan adalah jembatan modern tertua di Indonesia, dibangun pada tahun 1628 pada masa VOC. Jembatan ini awalnya diberi nama Engelse Burg atau Jembatan Inggris karena pernah menjadi tempat kubu pasukan Inggris. Namun, kemudian berganti nama menjadi Hoenderpasarburg atau Jembatan Pasar Alam. Jembatan ini memiliki arsitektur unik dan indah, dan sangat cocok sebagai latar belakang untuk berfoto, terutama pada malam hari ketika dilengkapi dengan lampu yang indah.

Itulah beberapa tempat menarik yang bisa Anda kunjungi di Kota Tua Jakarta. Kota Tua adalah tempat yang penuh dengan sejarah dan keunikan, dan setiap sudutnya menawarkan pengalaman yang berbeda. Jadi, jangan lewatkan kesempatan untuk menjelajahi keindahan kawasan Kota Tua Jakarta yang memukau!

Categorized in:

Destinasi Wisata,

Last Update: 2 Oktober 2023

Tagged in: